Jakarta, Gizmologi – Tahun 2022 ini bisa dibilang sebagai masa-masa yang sangat suram bagi ekosistem kripto global sehingga disebut-sebut sebagai situasi Black Swan. Ini adalah peristiwa tak terduga yang memiliki pengaruh signifikan yang biasanya memiliki tiga karakteristik utama, seperti kelangkaan, memiliki dampak ekstrim, dan prediktabilitas retrospektif (baru dipahami setelah kejadian).
Ada berbagai faktor mengapa pasar kripto mengalami fluktuasi. Bisa karena faktor eksternal, yang mana sejalan dengan pergerakan ekuitas global, pasar aset kripto juga turut melemah. Seperti keputusan The Fed menerapkan Kebijakan Hawkish untuk mengendalikan inflasi. Juga regulasi sejumlah negara yang membatasi pergerakan kripto.
Selain faktor makroekonomi, pergerakan pasar kripto juga dapat turut dipengaruhi oleh beberapa faktor lainnya. Penurunan nilai pada aset kripto juga turut dipengaruhi oleh beberapa insiden dari segelintir pelaku industri kripto. Nah, faktor ini justru yang membuat terjadinya black swan di aset kripto.
Krisis LUNA dan UST
Sejak Mei lalu, pasar aset kripto mengalami koreksi yang sangat signifikan. Dari sekian banyak kejadian, yang paling menyita perhatian publik adalah terjadinya insiden pada stablecoin TerraUSD dan saudaranya Luna.
Sebagai stable coin, harga UST dijaga direntang US$ 1. Namun, pada 8 Mei 2022 harga UST terus turun dan membuat sister coinnya yaitu LUNA hancur sampai tak bernilai sama sekali. Proyek stablecoin UST yang runtuh ini menyebabkan investor kripto rugi puluhan miliar dolar. Banyak yang menarik diri karena panik.
Laporan terbaru dari Korea Selatan pada awal November ini mengungkapkan jaksa Korea diduga telah menemukan bukti yang menunjukkan CEO Terraform Labs, Do Kwon dan rekannya memanipulasi harga LUNA, token kripto asli Terra.
Artikel KBS News yang ditulis oleh Lee Do-Yoon mengatakan Kwon mungkin bersembunyi di Dubai secara ilegal. “Do Kwon sekarang adalah imigran ilegal, di mana pun dia berada, di negara mana pun, dan dia tidak dapat melakukan perjalanan secara legal antar negara,” begitu isi editorial KBS News Lee Do-Yoon.
Meski demikian, Kwon telah berulang kali mengatakan kepada publik dia tidak berusaha untuk bersembunyi.
Krisis Pinjaman Kripto Celcius dan Babel, Hingga Zipmex
Krisis Luna belum reda, sebulan kemudian, pada awal Juni 2022 investor investor aset kripto kembali diterpa krisis kepercayaan akibat dibekukannya fitur penarikan dana di Celsius Network. Ini adalah platform digital yang memungkinkan penggunanya mengajukan pinjaman dengan aset kripto sebagai jaminan.
Setelah Celcius, Babel Finance yang berbasis di Hong Kong juga melakukan menangguhkan penarikan dan penukaran aset kripto pada pertengahan Juni. Langkah ini dilakukan lantaran adanya “tekanan likuiditas yang tidak biasa”. Babel Finance membatasi bisnisnya pada Bitcoin (BTC), Ethereum (ETH), dan stablecoin. Mereka hanya melayani klien terpilih yang jumlahnya berkisar 500 klien.
Baca juga: Sempat Hentikan Penarikan Dana, Zipmex Ungkap Kaitan dengan Babel dan Celcius
Seperti efek domino, kebijakan Celcius dan Babel tersebut memberi dampak signifikan pada bursa kripto Zipmex yang beroperasi di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Di bulan Juli, bursa aset kripto tersebut tiba-tiba mengumumkan penghentian sementera penarikan dana untuk fiat dan aset kripto. Zipmex terus bekerja secara aktif dan berusaha menyelesaikan situasi ini untuk memulihkan sisa dana yang masih menggantung.
Krisis Likuidasi FTX dan Gagalnya Akuisisi Oleh Binance
Setelah beberapa bulan berupaya pulih, pada November ini goncangan tiba-tiba terjadi lagi. Adalah platform bursa kripto FTX yang mengalami krisis likuiditas. Raksasa bursa kripto Binance sempat berencana untuk membantu masalah tersebut dengan melakukan akuisisi. Namun, mereka kemudian memutuskan mundur, sehingga sang pemilik FTX, Sam Bankman-Fried makin tersudut dan terancam bangkrut.
CEO Binance, Changpeng Zhao (CZ) menjelaskan kondisi yang terjadi FTX pada pekan ini. Menurutnya, ini di luar kuasanya dan apa pun yang terkait dengannya. Hal yang menimpa FTX bukan terjadi dalam dua atau tiga hari terakhir, melainkan beberapa minggu sebelumnya.
Dampaknya adalah market kripto terpantau melemah dan menuju harga terendah sepanjang tahun. Ada kekhawatiran atas neraca keuangan FTX yang telah menyebabkan pasar berbelok tajam ke bawah. Likuidasi besar-besar dari exchange FTX menimbulkan FUD bagi investor untuk mengeluarkan uangnya.
Bank run atau penarikan dana besar-besaran dari exchange FTX ini mengingatkan kembali peristiwa runtuhnya ekosistem Terra Luna. Harga token FTT terus anjlok karena penarikan massif bisa membuat FTX di ambang kebangkrutan.
Penurunan ini juga menyebabkan market cap kripto kembali berada di bawah USD 1 triliun dan volume perdagangan turun hampir lebih dari 10 persen di berbagai exchange.
Investor dan Trader Kripto Diharap Berhati-hati
Peristiwa tersebut menciptakan trust issue terhadap business plan dan sistem keamanan aset investor yang ada di platform centralized exchange. Kondisi ini menjadi perhatian bersama para pelaku industri aset kripto di Indonesia untuk memastikan kondisi tersebut tidak akan terjadi.
CEO Tokocrypto, Pang Xue Kai, mengatakan Tokocrypto sebagai pedagang fisik aset kripto yang terdaftar di Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) akan terus meningkatkan keamanan aset investor.
“Kami memahami penurunan nilai di pasar aset kripto menimbulkan kekhawatiran bagi investor dan dirasakan dampaknya di seluruh dunia. Namun, kami memastikan bahwa keseluruhan dana nasabah aman dan Tokocrypto akan selalu menaati regulasi yang ditetapkan pemerintah terkait penyimpanan aset kripto nasabah,” kata Kai.
Kai menegaskan keamanan dan kenyamanan transaksi nasabah adalah komitmen utama perusahaan. Tokocrypto akan terus memberikan pelayanan optimal kepada setiap nasabah dalam menjalankan perdagangan aset kripto. “Diimbau setiap nasabah untuk lebih berhati-hati dan tetap melakukan riset atas setiap keputusan investasi aset kripto yang diambil.”
Menurutnya, kondisi industri kripto yang pasang surut merupakan hal yang biasa dalam dunia finansial dan investasi. Oleh karena itu untuk menghadapinya, Tokocrypto tetap akan fokus pada strategi bisnis jangka panjang.
“Tokocrypto saat ini sudah melakukan optimalisasi bisnis jangka panjang dengan fokus pada model bisnis crypto exchange dan mengembangkan ekosistem blockchain. Harapannya bisnis akan lebih stabil dan pertumbuhan bisa terjadi dengan rencana yang berkelanjutan,” ungkapnya.
Sebelumnya, pada September 2022 diketahui Tokocrypto melakukan PHK terhadap 45 karyawannya atau sekitar 20 persen dari jumlah pekerja. Pemberhentian ini lantaran perusahaan bakal melakukan perubahan strategi bisnis sejalan dengan pasar kripto dan ekonomi di dunia.
Performa market kripto tengah gonjang-ganjing dan secara keseluruhan sedang dalam tekanan. Namun, masih ada peluang keuntungan jangka panjang dengan strategi nabung kripto.
Kondisi Pasar Kripto Saat Ini
Salah satu faktor utama yang menyebabkan market tertekan kali ini dipengaruhi oleh drama FTX yang mengalami krisis likuidasi. Peristiwa tersebut membuat efek domino yang menyebabkan nilai sejumlah kripto menurun signifikan. Total market cap kripto anjlok ke level US$ 800 triliun dan terendah dalam dua tahun terakhir.
Di saat market kripto yang tengah gonjang-ganjing, VP Growth Tokocrypto, Cenmi Mulyanto, mengatakan masih ada strategi yang bisa dijalankan untuk tetap menciptakan peluang keuntungan di masa depan. Menurutnya dengan konsep nabung kripto di saat market anjlok akan mendapatkan keuntungan membeli aset dengan harga bawah atau ‘diskon.’
Walaupun dengan terjadi penurunan harga atau ‘diskon,’ investor harus selalu melakukan riset dan tidak terbuai dengan iming-iming keuntungan yang cepat. Pelajari kembali berbagai jenis aset kripto yang saat ini tersedia di market atau mencari lebih banyak strategi investasi untuk mengurangi risiko kerugian di masa mendatang.
Menurutnya, pasang surut investasi aset kripto merupakan sebuah fase yang umum terjadi di industri instrumen keuangan. Apalagi kripto masih terbilang merupakan instrumen investasi baru yang pertumbuhannya dibarengi dengan gejolak yang terjadi industri dan ekosistemnya.
Saat ini, selera investor terhadap market kripto kemungkinan akan tetap teredam untuk melihat arah yang lebih jelas dari penyelesaian yang dialami platform exchange tersebut.